[Kul] 2D1N - Jatuh Cinta sama Fried Durian!

3:48 pm


Hola!

Beberapa waktu lalu, aku sempat jalan-jalan ke Kuala Lumpur dan Singapura, tepatnya tanggal 14-17 September 2018. Yay! Perjalanan aku mulai dari Malaysia dengan berangkat dari Surabaya naik AirAsia. Karena belum ada promo, harga tiket SUB-KUL waktu itu Rp600.000 dengan waktu tempuh selama dua jam. Tentunya, kalian bisa dapet harga lebih murah bahkan kalau lagi promo-promonya, Rp500.000 untuk PP SUB-KUL pakai AirAsia. Kalau kalian jadi anggota BIG, bisa dapat potongan lagi. Caranya cuman daftar akun aja. Harga awal tiketku pun Rp750.000, tapi karena member jadi dapat potongan.

Sebelum mulai perjalanan, jangan lupa untuk menyusun jadwal atau itinerary. Tips dariku, jangan cuman menyusun lokasi dan waktu. Tapi juga jarak tempuh dan kendaraan yang bisa dipakai, misal kalau kalian pakai transportasi umum (bus atau kereta) atau transportasi online (grab), lebih baik cari tau juga harga akomodasinya berapa. Kenapa? Supaya bisa kira-kira nih, kamu bakal bawa uang berapa yang murni untuk jajan dan jalan-jalan. Sewaktu di Malaysia, aku pakai grab dan jalan kaki. Nggak pakai monorail karena ribet. Monorail di Malaysia pakai token dan kartu. Token bentuknya seperti koin besar berwarna biru. Kalian perlu masukin uang ke mesin token sesuai tarif. Sedangkan kartu, biasanya dipakai sama warga Malaysia sendiri karena masa berlakunya yang lama dan harganya cukup mahal buat traveller. Kalau kalian cuman liburan sebentar di sana, mending pakai token. Alternatif lain ya jalan kaki atau naik grab. Tarif grab di sana nggak mahal kok, hampir sama dengan di Indonesia.

Kalian juga perlu siapin provider selama di luar negeri. Kalau provider Indo kalian bisa dipakai, ya mungkin nggak perlu beli. Di sana, aku beli provider Hotlink khusus traveller seharga RM20 dan berlaku selama 24 jam. Sewaktu beli, kalian tinggal bilang aja mau beli yang masa aktifnya berapa lama dan tentunya masing-masing harganya beda-beda. Hotlink bisa dibeli di KLIA2, dari terminal kedatangan tinggal jalan ke arah pintu keluar aja. Bakal ada beberapa kaunter provider di sana, bebas mau pilih yang mana. Alasanku pilih Hotlink adalah termurah. Oh iya! Hotlink ini juga ada promonya, kalian bakal dapet kuota tambahan 1GB tiap harinya dengan cara klaim lewat aplikasi. Aku nggak download aplikasinya sih karena lupa -_-


Note:
RM1 = Rp3.600 (September 2018)

Tempat Tinggal
Aku di Malaysia hanya semalam, dari tanggal 14-15 September 2017. Di sana, aku nginep di ABS Bintang Guest House yang letaknya di Bukit Bintang. Nggak ada alasan khusus sih pas milih tempat tinggal. Waktu bikin plan, nemu hotel murah atau harganya nggak jauh beda dibanding hostel. Harga per malamnya Rp130.000 booking via Traveloka.

Kamarnya nggak seberapa luas, tapi cukup banget buat berdua karena bed nya gede. Fasilitas dalam kamar ada queen bed, AC, kursi, kaca, dan listrik. Agak heran juga, ada kursi tapi nggak ada meja. Mending ada meja yak daripada ada kursi doang mah -_- Kamar mandinya di luar. Ada 3 kamar mandi. Ini Guest House nggak besar-besar amat jadi nggak sampai ngantri kalau mau mandi. Kalau soal kebersihan nggak bersih-bersih banget cuman okelah.

Oiya.

Waktu check-in naruh deposit RM20 dan bayar tax RM10. Peraturan bayar pajak ini memang dari Pemerintah Malaysia, jadi nginep dimanapun selama di sini, kalian bakal bayar pajak juga sebesar RM10.

Stop kontak di Malaysia pakai yang Type G. Pastikan kalian bawa ya! Atau kalau mau pinjam di hotel ini sih juga boleh, it's free!

Destinasi

Karena cuman sehari, nggak banyak destinasi yang dikunjungi. Setibanya di KLIA2 jam 07.30, langsung cari kaunter bas ke Melaka. Dari terminal kedatangan, kalian tinggal jalan ke arah pintu keluar bus di level 1 dan bakal ada berjejer kaunter bas di sana. Harga tiket KLIA2-Melaka RM24,5/orang naik Star Mart Express dengan jarak tempuh kurang lebih 2 jam dan turun di Melaka Sentral; semacam terminalnya sana.
Tiket Bas KLIA2 - Melaka Sentral
Nah, jangan lupa cek nama bas dan platform kendaraan kalian. Nama bas bisa kalian lihat pada "Coach", yakni Star Mart Express; sedangkan kedatangan bas kalian tertera pada "Platform", yakni Door 1 - A01. Pintu keluar ada beberapa, kalau tertulis "Door 1" berarti kalian harus keluar lewat "Door 1". Setelah itu bakal ada beberapa pick up point, kalau tertulis "A01" berarti kalian harus nunggu kendaraan kalian di area "A01". Udah deh, tinggal nunggu bus kalian dateng. Kalau kalian ragu, bisa tanya sama petugas di sana. Pastikan juga kalian naik kendaraan yang bener. Penting! Kendaraan umum di sana rawan telat datengnya, otomatis bakal tumpukan sama bas di jadwal setelahnya. Sebelum naik, tunjukin tiket kalian ke drivernya.
Door 1 - A01

Setibanya di Melaka Sentral, kalian bisa naik bas sesuai tujuan kalian. Karena nggak ada peta Melaka, jangan lupa tanya ke pusat informasi, bisa pakai Bahasa Inggris atau Bahasa Melayu. Waktu itu aku ke Clock Tower dan Melaka River Cruise aja yang ditempuh naik
grab.


Kenapa grab? Karena waktu itu nunggu busnya lama banget, setengah jam lebih. Tarif grab juga nggak mahal-mahal amat. Ingat, jangan sungkan buat nanya jalan ke pusat informasi dan orang setempat.


Wisata yang bisa dinikmati di Clock Tower ada Christ Church Melaka, beberapa museum, kereta odong-odong gitu yang dihias-hias, dan air mancur. Letak Melaka River Cruise nggak jauh dari Clock Tower, kalian bisa jalan kaki sekitar 5-10 menit. Kalau mau naik perahu di Melaka River Cruise, harga tiketnya sekitar RM25/orang. Di sana ada wisata kapal kayu juga, dunno berapa harga tiketnya, cuman yang pasti nggak mahal.

Clock Tower, Melaka
Christ Church Melaka, Melaka

Melaka River Cruise, Melaka

Setelah menghabiskan waktu di Melaka, musti balik lagi ke Kuala Lumpur. Rutenya masih sama, kalian harus balik ke Melaka Sentral dan cari kaunter bas ke arah Terminal Bersepadu Selatan (TBS). Harga tiketnya bervariasi dari RM12-15, tergantung mau pakai bas apa, tenang ada sekitar 5 kaunter yang menyediakan bas ke Kuala Lumpur. Waktu itu dapat bas Melor Interlane harganya RM13,5/orang. Jadwal keberangkatannya setiap 30 menit selama 24 jam.

Tiket bas Melaka Sentral - Terminal Bersepadu Selatan

Destinasi wisata selanjutnya adalah nge-mall di Sungei Wang dan Berjaya Times Square. Dua mall ini ada di sekitar Bukit Bintang, jadi nggak jauh dari hotel tadi. Ada Pavillion Shopping Mall juga, cuman karena mau sekalian cari oleh-oleh jadinya nggak ke sana karena mall elite.


Oleh-oleh di Sungei Wang terbilang murah, karena modelnya mall jadi lengkap kalau mau belanja di sana. Mau yang lebih murah lagi? Ke Petalling Street atau Kawasan Pecinaan Kuala Lumpur. Kalau mau berkunjung ke Petalling Street jangan waktu malam banget karena jam 8 malam beberapa toko udah tutup. Selain beli oleh-oleh, di sini kalian juga bisa makan dan nongkrong. Tapi, aku lebih prefer kuliner di Alor Street Food Night Market.

Petaling Street, Kuala Lumpur
Petaling Street, Kuala Lumpur

Tentunya nggak afdol kalau ke Malaysia nggak ke Menara Petronas dan KL Tower. Kalau memang mau nggak ramai sih datangnya pagi ya. Perlu dicatat juga, langit cerah atau matahari nongolnya sekitar jam 08.00, sebelum itu masih gelap. Kalian harus bener-bener pinter cari spot foto di Menara Petronas. Kalau foto di kawasan areanya, nggak bakal bisa keliatan Petronas dari bawah sampai atas (bisa dicover kalau kalian bawa peralatan kamera yang mumpuni).

Menara Petronas, Kuala Lumpur
Waktu itu aku jalan dulu ke seberang, tapi agak susah juga sih jadinya bocor. Nyoba juga di dalam area Si Petronas ini tapi modal handphone dan timer. Terima kasih Xiaomi :')
Menara Petronas, Kuala Lumpur

Menara Petronas, Kuala Lumpur

Wisata di KL Tower gratis, tapi kalau kalian mau naik ke menaranya bayar. Untuk observation deck, bisa beli tiketnya di Traveloka, tapi untuk Skybox harus beli di tempat dan setauku belinya H-sebelumnya.


Kalau mau muter-muter kota, kamu juga bisa pakai GoKL atau free service bus yang bisa ditemui di halte. Inget, jangan sungkan buat nanya destinasi kalian. Drivernya bakal ngasih tau kok di halte mana kalian harus turun.

GoKL Bus via Google Images
Rute GoKL via Google Images

Sehabis Kuala Lumpur, aku pergi ke Singapura lewat jalur darat dengan naik bus Star Mart Express di Berjaya Times Square. Harga tiketnya RM45/orang dengan jarak tempuh 7 jam plus 1 jam dihabiskan di Imigrasi Singapura. Waktu tempuh 7 jam sudah termasuk berhenti di beberapa pom bensin dan imigrasi Malaysia. Sedangkan durasi di Imigrasi Singapura juga tergantung situasi, rame atau enggak. Pas aku sih rame banget, antriannya full.


Pas di imigrasi, si driver bakal kasih informasi ke kalian untuk siapin paspor. Di Imigrasi Malaysia, cukup bawa paspor aja. Sedangkan di Imigrasi Singapura, bawa paspor dan barang-barang. Bus ini bakal nunggu semua penumpangnya sampai selesai pengecekan. Mereka bakal siap sedia di pintu keluar untuk kasih info ke kalian, dimana busnya terparkir. Drivernya inget muka kalian kok!


Drop point bus ini di Golden Mile Complex/Tower. Tentunya tiap armada beda pick up point dan drop point. Kalian bisa cek di Bus Online Ticket untuk info selengkapnya. Kaunter Star Mart Express sendiri ada di Bukit Bintang lokasinya di bawah monorail Bukit Bintang atau di depan Berjaya Times Square. Mereka punya jadwal keberangkatan setiap 30 menit.


Kenapa naiknya selalu Star Mart Express? Kalau untuk ke Melaka sih nggak tau karena waktu beli tiketnya, dapetnya bas itu. Tapi kalau ke Singapura, memang sengaja naik Star Mart Express karena sebelumnya udah browsing bas-bas lainnya dan paling murah ya Si Star Mart Express ini, terlebih pick up point terdekat dari hotel ya kaunternya mereka. Busnya sih nyaman-nyaman aja, apalagi yang ke Singapura. Nyaman banget! Kursinya empuk, jarak antar kursi luas, dan ngendarainya juga enak. Jadi, aku rekomen bas ini sih.


Makanan
Makanan di Kuala Lumpur sih banyak macamnya, ada makanan barat dan Asia, kalian tinggal pilih mau coba yang mana, kalau mau fast food juga ada KFC, McD, dan Subway. Fast food KFC dan McD jarang yang sediain nasi. Kalaupun ada, mereka bakal sesuaiin sama menu ala-ala Malaysia kayak nasi lemak dan sejenisnya.

Sewaktu di Melaka, aku hanya makan di McD paket Burger+Kentang+Minum dibandrol RM9. Kalau pagi, di sana banyak penjual makanan pinggir jalan yang jualnya pakai meja gitu. Ada beberapa menu, tinggal tunjuk mau lauk yang mana; ada ayam, telor, mie, oseng-oseng, ikan, kerang, sayur; dan harganya RM4.


Makanan yang paling mengesankan di sana sih pas ke Alor Night Market ya. Nyobain roast chicken nya Wong Ah Wah (W.A.W) yang direview sama Ria SW. Gila sih, rame banget padahal mereka udah buka tiga ruko besar. Waktu itu beli yang 5pcs harganya RM17,5 dapat sayap 5 dan paha atas 5. Kalau mau pesan, kalian pakai Bahasa Inggris atau Bahasa Mandarin. Penjualnya Tionghoa jadi nggak pandai Bahasa Melayu. Kalau nggak mau ribet dan dikira celometan, tunjuk menunya aja #yha


Perlu dicatat! Selesai bayar, kalian bakal dikasih receipt gitu. Jangan sampe hilang! Karena aku mengalaminya :( Struk punyaku dibuang sama pelayan yang lagi bersihin meja di tempat aku duduk. Sepertinya dia juga nggak sengaja karena struk itu aku taruh di sana. Nah, struk gunanya untuk ambil makanan kalian, jadi kalau nggak ada struk ya nggak bisa ambil. Sedih kan? Waktu itu sempet bilang ke yang jual. Berhubung dia nggak bisa Bahasa Inggris dan Mandarin ku tidak lancar-lancar banget, jadi nggak nemu jalan keluarnya. Sampe hopeless dan mikir, "Ya masa harus bayar lagi :(" Untungnya, disamperin sama pelayannya di sana. Kayaknya sih mas ini merhatiin aku waktu lagi ngomong ke si bapak tadi. Dia nyamperin lalu bilang, "Kenapa? Struknya hilang?". Langsung muka bahagia karena denger dia bisa Bahasa Indonesia :'( Kalau dari logatnya sih, sepertinya mas ini dari Madura. Baiknya dia bantu buat bilang ke bapak tadi buat jelasin. Voila! Nggak lama, langsung dateng si makanan legendaris ini.

Wong Ah Wah, Alor Night Market

Wong Ah Wah, Alor Night Market

Rasanya?


Enak! Mereka kasih ayam dan sambel rempah gitu. Rasa ayamnya sendiri udah kaya bumbu kecap dan bumbunya bener-bener ngeresap ke dalam. Daging ayamnya nggak alot sama sekali. Recommended!

Roast Chicken Wong Ah Wah, Alor Night Market

Setelah ngerasain enaknya roast chicken, nggak lupa juga nyoba Fried Durian; ini atas rekomendasi Ria SW lagi. Lokasi penjualnya tetap di area Alor Night Market, kalian jelajah aja di sana. Booth nya lumayan gede dan ada papan menunya. Nggak cuman jual Fried Durian aja, ada banyak street food lainnya.
Booth Fried Durian, Alor Night Market

Harga Fried Durian dibandrol RM10 dapat 3pcs dan isinya seperti ini.
Fried Durian, Alor Night Market

SUMPAH INI ENAK BANGET!


Duriannya bener-bener dari buah, bukan selai tapi nggak eneg dan baunya nggak nyengat. Karena digoreng, duriannya meleleh gitu. Tepungnya nggak tebel dan nggak keras ditambah lagi pas beli masih anget-angetnya. Pas! Sampai detik ini ada keinginan mau ke KL lagi buat nyoba Fried Durian ini! Sangat sangat recommended!



---

Itu dia sekilas soal perjalanan dan liburan di Malaysia. Tips dari aku:
  1. Cari tau informasi destinasi yang mau kalian kunjungi, jadi bisa explore.
  2. Cari tau akomodasi yang bakal kalian gunain dari satu tempat ke tempat yang lain biar nggak diboongin beserta harganya. Kalau berencana jalan kaki, liat maps.
  3. Susun itinerary.
  4. Bawa colokan Type G.
  5. Tukerin uang di Indonesia aja karena lebih murah.
  6. Cari tau iklimnya di sana apa. Kalau lagi musim hujan, bawa payung atau jas hujan. Kalau lagi musim panas, bawa topi. Aku nggak rekomendasikan pakai jaket karena di sana bener-bener susah dapetin angin.
  7. Jangan sungkan buat nanya orang.

Cerita sewaktu liburan di Singapura bakal aku buat di post selanjutnya!

You Might Also Like

0 komentar