Kita adalah dua orang yang secara kebetulan duduk bersisian: berbagi matahari, laut, langit, cahaya, kapuk yang berterbangan, bebatuan, dan jejak bintang.
Mungkin kita memang sedang tidak hendak beranjak kemana-mana.
Kita hanya duduk di sini, menikmati waktu yang pelan-pelan menyelinapkan kata ke dalam tepian jemari. Kita sedang tidak terburu-buru, tidak juga sedang terlambat, bahkan tidak sedang mengejar waktu. Kita tidak sedang bergegas menuju suatu tempat.
Sesekali, salah satu dari kita akan beranjak pergi. Yang lainnya tidak akan bertanya, tidak akan mencegah, dan tidak akan mengejar. Hanya memasang senyum dan melambaikan tangan.
Ia yang pergi tidak pernah berjanji akan kembali. Ia yang tinggal tidak berucap akan menunggu yang pergi kembali.
Semua yang memang untukmu pada akhirnya akan kembali padamu. Semua yang bukan untukmu, tidak akan pernah menjadi milikmu meski sekeras apapun kamu berusaha.
Mungkin kita hanya saling menemukan, meski sekalipun tidak merasa kehilangan.
Sesekali, aku akan pergi dan kamu sesekali akan pergi. Suatu hari nanti, kita akan pulang. Entah kemana. Mungkin ke tempat ini lagi atau mungkin ke tempat lain.
Suatu hari nanti, aku akan kembali dan kamu akan kembali. Atau mungkin tidak. Tetapi, hal itu bukan masalah. Karena saat ini memang kita sedang tidak hendak beranjak kemana-mana. Saat ini, itulah tujuan kita, untuk sementara.